CARA BERHENTI MEROKOK


Alhamdulillah, ternyata keinginanku untuk memiliki sebuah blog telah kesampaian. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dengan rekan-rekan blogger yang lain. Eh siapa tahu bisa memberi manfaat.Tahu kenapa saya ambil judul blog " CARA BERHENTI MEROKOK " seperti di atas ? ya karena pengalaman itulah yang ingin saya bagikan kepada teman teman sekalian khususnya yang "perokok berat" dan ingin berhenti sama sekali dari kebiasaan menghisap rokok atau "perokok berat" yang sekedar ingin mengurangi jatah rokoknya. Tak ada maksud apapun untuk menggurui ataupun sok pintar, namun sekedar cerita pengalaman nyata yang saya alami sendiri, kalau bisa diambil hikmahnya ya alhamdulillah, kalau tidak ya nggak apa-apa lha wong saya nggak memaksa kok..

Mau denger ceritanya ?

Saat blog "CARA BERHENTI MEROKOK" ini saya tulis, usia saya sudah 46 tahun. Saya mulai merokok pada saat kuliah yaitu sekitar tahun 1988. Dibandingkan dengan perokok yang lain, saya termasuk perokok telat. Soalnya kebanyakan teman-temanku sudah mulai merokok di awal duduk di bangku SMA. Hal ini disebabkan karena di keluargaku tak ada seorangpun yang merokok, jadi aku nggak berani merokok pada saat itu. Dan setelah kuliah, mulailah kebiasaan merokok itu aku lakukan ( aku kost di kota lain jadi sudah nggak ada yang disegani lagi ). Merokok menjadi kebiasaan, apalagi hampir semua teman kostku juga merokok. Awalnya mungkin cuma beberapa batang sehari, tapi lama kelamaan bisa satu bungkus sehari. Dengan catatan, kalau pikiran lagi ruwet, ada masalah di kampus, ada masalah dengan pacar, dll, jumlahnya bisa bertambah.

Sebenarnya pernah beberapa kali terpikir untuk berhenti merokok. Ceritanya pacarku benci sekali kalau melihat cowok merokok, jadi aku tidak berani merokok di depan dia saat apel atau jalan bareng, meski mulut terasa kecut ya kutahan saja. Namun yang namanya "bau rokok" tentu saja tak bisa disembunyikan. Meski sudah sikat gigi atau memakai spray penghilang bau mulut, ya tetap saja ketahuan. Seorang perokok pasti tahu kalau asap rokok yang dihisap itu masuk sampai ke paru-paru, jadi mustahil bisa menghilangkan bau rokok, kecuali kalau paru-parunya dihilangkan he..he.. Kalau merokok malam hari sebelum tidur, saat bangun tidurpun bau rokok itu masih ada, bayangkan saja, tidur seorang dewasa yang normal itu kan sekitar 8 jam. Tapi ya itu, kebiasaan merokok berlanjut terus karena aku kurang PD ( percaya diri ) kalau kumpul teman-teman sesama perokok. Takut dianggap pelit, takut dianggap nggak jantan dan takut dianggap kurang gaul, dsb.

Jadilah petualanganku menjadi seorang perokok berlanjut hingga aku bekerja di sebuah kantor perusahaan swasta. Bekerja di ruangan yang full-AC dan tidak boleh merokok di dalamnya. Direktur di tempatku bekerja juga bukan seorang perokok. Sehingga meeting selalu dilakukan di ruangan ber-AC. Kalau boleh diambil hikmahnya, sebenarnya kondisi ini bisa aku gunakan sebagai sarana untuk mengurangi kebiasaan merokok. Tapi cara ini tetap nggak berhasil, karena pada jam kerja, kalau sudah nggak tahan, aku selalu berusaha mencuri-curi waktu untuk keluar ruangan buat merokok, nggak peduli apapun caranya. Alhasil porsi rokokku perhari semakin banyak.

Ada kejadian yang sempat membuatku berhenti merokok sementara, yaitu tensi darahku naik ke angka 170. Saran dokter perusahaan, kurangi kopi dan berhenti merokok. Obat darah tinggi kuminum, anjuran dokter kantor kupatuhi, tapi ya itu tadi, setelah tensi darahku normal, kebiasaan merokok jalan lagi... meski porsinya agak berkurang. Lucunya kebiasaan merokokku bahkan jadi aneh-aneh. Umumnya batang rokok diolesi ampas kopi yang sudah diseduh untuk memberi aroma kopi saat dirokok, tapi pernah saat masuk angin, rokok yang akan aku hisap aku olesi dengan minyak kayu putih atau remason.
Kebiasaan merokok ini makin menjadi-jadi ketika aku pindah kerja ke perusahaan distributor obat pertanian sebagai tenaga "technical sales representatif" di lapangan. Banyaknya teman atau "customer" yang merokok membuatku semakin terlena. Rasanya transaksi kurang enak kalau tidak sambil menjepit sebatang rokok di sela sela jari. Percakapan semakin asyik, berbicara semakin lancar saat ada sebatang rokok terselip di mulutku. Sebenarnya istriku tidak suka melihatku terus merokok. bahkan mungkin sudah bosan berkali-kali memintaku berhenti merokok. Di rumahku hampir semua ruang ada bau rokok, kecuali kamar tidur, karena istriku tak mau aku merokok di dalamnya. Daripada aku ditendang keluar, ya lebih baik aku turuti saja kemauannya ( ha..ha.. kelemahan laki-laki ).

Akhirnya aku terkena penyakit batuk yang tak sembuh-sembuh. Macam macam obat batuk sudah kucoba, dari obat tradisional sampai obat kimia resep dokter. Karena keseringan periksa ke dokter ataupun rumah sakit, aku jadi tahu "pengaruh rokok terhadap kesehatan manusia" dari gambar yang ada di ruang periksa dokter. Begitu banyak kandungan racun yang ada di dalam rokok.... wah ngeri.....

Setelah sembuh dari batuk, aku masih merokok. Perbedaannya, aku mulai berpikir bagaimana cara untuk menghilangkan kebiasaan merokok ini. Kenapa kebiasaan merokok itu sulit dihilangkan ? jawabnya adalah ya karena merokok itu enak dan nikmat.... Merokok bisa menghilangkan stress karena masalah pekerjaan, merokok bisa membuat berpikir jernih saat mengerjakan sesuatu, merokok bisa memudahkan komunikasi, dan masih banyak lagi. Hanya saja keburukannya lebih banyak dari manfaatnya. Akhirnya aku menemukan cara untuk menghilangkan kebiasaan merokok ini yaitu dengan menghilangkan keasyikan dan kenikmatannya. Caranya : 
aku tetap merokok tapi dengan mengganti merek rokok yang aku sukai dengan merek rokok yang tidak aku sukai. Pokoknya segala macam rokok yang nggak enak aku coba. Rokok kretek yang rempahnya kasar,  bahkan rokok klobot murahan yang biasanya dipakai petani di pegunungan. Bahkan tak jarang aku memilih rokok yang sudah kuning bungkusnya dan sudah berganti tahun ( kadaluwarsa ) yang sudah jelas tidak enak. Pokoknya setiap kali ingin merokok, aku paksa diriku untuk tidak merokok jenis rokok kesukaanku. Dan setelah berjuang cukup lama, ternyata hasilnya cukup menggembirakan. Aku mulai merasa bahwa merokok itu tidak seenak dulu lagi. Dan kurang lebih tiga bulan kemudian, di awal-awal tahun 2002, aku tak bisa merasakan enaknya rokok lagi. Lalu kalau aku sudah tidak bisa merasakan enaknya rokok, kenapa kebiasaan itu harus kuteruskan ?

Jadilah aku sekarang berhenti merokok, sudah aku jalani selama 10 tahun dan tak ada keinginan untuk merokok lagi. Nafas segar saat bangun pagi. Tak ada batuk-batuk lagi di pagi hari yang sering aku alami kalau malamnya begadang dan terlalu banyak merokok. Dan yang jelas, biaya yang kugunakan untuk beli rokok bisa aku buat untuk keperluan keluarga yang lain.



Semoga blog "CARA BERHENTI MEROKOK" ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.




( Agus prihandono )

NB. Buat teman teman yang mempunyai cerita masalah bagaimana menghentikan kebiasaan merokok yang merugikan ini, silahkan berkomentar di blog ini. Itung-itung berbagi pengalaman dengan teman-teman yang lain..Kalau mau baca tulisanku  yang lain silahkan kunjungi blog ini ---> cara mencari uang lewat internet
Atau yang ini --->  Kisah Hikmah                                                                                       









Komentar

Postingan populer dari blog ini

MEROKOK MEMBUNUHMU

STRES DAN KEBIASAAN MEROKOK

CARA BERHENTI MEROKOK